A.Sifat Fisik Alkana
Alkana merupakan suatu senyawa organik. Alkana merupakan suatu
hidrokarbon yang bersifat jenuh, dikarenakan tidak mempunyai ikatan
rangkap. Alkana hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen dengan rumus empiris CnH2n+2.
Wujud Alkana
- Semua alkana tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
- Alkana rantai pendek (C1 sampai C4) berupa gas, rantai sedang (C3 sampai C17) berupa cairan dan jika lebih panjang berbentuk padatan.
- Titik didih alkana meningkat seiring kenaikan berat molekul. Hal ini dikarenakan meningkatnya gaya van der Waals sebanding dengan kenaikan berat molekul.
- Cabang alkana menyebabkan penurunan luas permukaan yang mengakibatkan penurunan gaya van der Waals. Itulah sebabnya titik didih pentana > isopentana > neopentana
- Titik leleh alkana tidak menunjukkan keteraturan. Alkana dengan jumlah atom karbon genap memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai jumlah atom karbon ganjil.
- Kecenderungan abnormal pada titik leleh mungkin karena alkana dengan atom karbon ganjil memiliki atom karbon di sisi berlawanan. Jadi alkana dengan atom karbon genap dapat dikemas erat dalam kisi kristal membuat gaya tarik antarmolekul menjadi lebih besar.
Alkana
merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi
cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4.
Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana akan berada pada lapisan
atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan
alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari
massa jenis air.
Karena alkana
merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar
merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen. Beberapa
sifat fisika alkana dapat dilihat pada Tabel.
Nama | Titik leleh (ºC) | Titik didih (ºC) | Massa jenis (g/cm3) |
Metana Etana Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana Dekana |
-182 -183 -188 -138 -130 -95 -91 -57 -51 -30 |
-162 -89 -42 0 36 69 98 126 151 174 |
0,423 0,545 0,501 0,573 0,526 0,655 0,684 0.703 0.718 0.730 |
B. SIFAT KIMIA ALKANA
Komponen utama elpiji yang digunakan pada kompor gas adalah
propana. Jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh
emantik api, maka tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya , jika diberi
pemantik api, maka diperoleh nyala api yang ditimbulkan oleh reaksi kimia
propana dengan oksigen di udara. jadi dapat dikatakan alkana bersifat
kurang reaktif kecuali jika diberi panas.
Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan
pembentukkan ikatan kimia zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal
yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
- Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
- Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar karena beda keelektronegatifannya yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengan perekasi polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
- Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif,tetapi pada kondisi yang sesuai alkana akan bereaksi.
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku
berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata lain merupakan rantai
terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
n Rumus Nama
1. CH4 = metana
2 . C2H6 = etana
3 . C3H8 = propana
4. C4H10 = butana
5. C5H12 = pentana
6. C6H14 = heksana
7. C7H16 = heptana
8. C8H18 = oktana
9. C9H20 = nonana
10. C10H22 = dekana
11. C11H24 = undekana
12. C12H26 = dodekana
C. TATA NAMA ALKANA
1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai
utama. Apabila ada dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih
yang jumlah cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di
depan nama alkananya ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai
dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana dengan akhiran il (alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang
jumlah C nya sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang
menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang
terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada (jumlah nomor yang
dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4,
penta = 5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil lebih dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat
dengan cabang. Apabila letak cabang yang terdekat dengan kedua sama
dimulai dari :
• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
D. KEGUNAAN ALKANA
• Bahan bakar
• Pelarut
• Sumber hidrogen
• Pelumas
• Bahan baku untuk senyawa organik lain
• Bahan baku industri
E. PERTANYAAN :
Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif,lalu bagaimana alkana yang kurang reaktif dapat dijadikan sebagai bahan untuk bahan bakar seperti minyak tanah..?
Alkana biasanya tidak dianggap sebagai senyawa yang sangat reaktif,lalu bagaimana alkana yang kurang reaktif dapat dijadikan sebagai bahan untuk bahan bakar seperti minyak tanah..?